
Walau punya banyak fitur unggulan, Vivo juga punya sisi lemah yang jarang dibahas. Ini dia 7 kelemahan Vivo yang wajib kamu tahu sebelum beli!
Vivo dikenal sebagai brand smartphone yang rajin ngeluarin inovasi baru. Dari desain kekinian, kamera kece, sampai fitur AI canggih. Tapi di balik semua kelebihannya, ada juga beberapa kelemahan Vivo yang sering luput dari perhatian—apalagi buat kamu yang baru pertama kali pakai atau mau ganti HP ke brand ini.
Nah, biar nggak zonk saat beli, yuk simak 7 kelemahan Vivo yang jarang diungkap tapi penting banget buat kamu tahu!
- Update Sistem Operasi Vivo yang Lemot Banget
Salah satu kelemahan Vivo paling krusial adalah update software-nya yang tergolong lambat. Dibandingkan brand lain seperti Xiaomi atau Samsung, Vivo sering ketinggalan dalam memberikan pembaruan sistem Android terbaru ke penggunanya.
Kalau kamu termasuk yang peduli sama keamanan dan fitur-fitur baru Android, hal ini bisa jadi deal-breaker banget. Apalagi beberapa seri mid-range Vivo bahkan nggak dapet update besar setelah satu tahun rilis.
- Vivo dan Masalah dengan Iklan di Sistem
Ini kelemahan Vivo yang sering bikin pengguna sebel tapi jarang dibahas. Beberapa seri Vivo, khususnya yang kelas menengah ke bawah, sering menyisipkan iklan di aplikasi bawaan seperti File Manager atau App Store-nya sendiri.
Walau bisa dimatikan secara manual, pengalaman awal pakai HP Vivo bisa jadi kurang nyaman buat pengguna yang nggak terlalu tech-savvy.
- Bloatware di HP Vivo: Banyak dan Nggak Perlu
Kalau kamu beli HP Vivo baru, jangan kaget kalau langsung disambut dengan banyak aplikasi yang nggak kamu butuhin. Yup, ini yang disebut bloatware. Kelemahan Vivo ini bikin ruang penyimpanan cepat habis, bahkan sebelum kamu install aplikasi favoritmu sendiri.
Beberapa aplikasi nggak bisa dihapus karena sistem mengunci mereka. Jadi, siap-siap aja buat nyari cara root kalau kamu pengen HP yang lebih clean.
- Kualitas Kamera Vivo Kadang Overprocessed
Memang, Vivo sering unggulin kamera sebagai fitur utama. Tapi salah satu kelemahan Vivo yang jarang disadari adalah kualitas foto yang terlalu “dipoles”. Banyak pengguna bilang hasil fotonya terlalu cerah, terlalu halus, atau warnanya terlalu dipush, apalagi di mode Beauty.
Ini bisa jadi masalah buat kamu yang pengen hasil foto lebih natural dan realistis, apalagi buat keperluan foto profesional.
- Tidak Semua Seri Vivo Dukung NFC
Meski kita udah masuk era digital payment, ternyata masih banyak seri Vivo yang belum mendukung fitur NFC. Ini jelas jadi kelemahan Vivo, apalagi buat kamu yang suka tap-to-pay atau cek saldo e-money.
Padahal, kompetitor lain seperti Xiaomi bahkan sudah menyematkan NFC di HP harga sejutaan.
- Vivo Sering Prioritaskan Desain daripada Performa
Desain Vivo emang selalu stylish dan kekinian. Tapi seringkali, performanya nggak sebanding dengan penampilannya. Banyak HP Vivo yang pakai chipset pas-pasan, terutama di seri Y atau V. Ini bisa jadi kendala kalau kamu butuh performa tinggi buat gaming atau multitasking berat.
Kelemahan Vivo ini bikin kamu harus ekstra hati-hati dalam milih seri, supaya nggak kecewa setelah beli.
- Harga Jual Kembali Vivo Cenderung Turun Cepat
Terakhir, kelemahan Vivo yang harus kamu perhitungkan adalah harga jual kembalinya. Di pasar second, HP Vivo biasanya dihargai lebih rendah dibanding kompetitornya, bahkan dengan spesifikasi yang mirip.
Jadi kalau kamu termasuk orang yang suka gonta-ganti HP, sebaiknya pikir dua kali sebelum beli Vivo, terutama kalau kamu berharap bisa menjualnya lagi dengan harga bagus.
Kesimpulan: Worth It Nggak Beli Vivo?
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, beli HP Vivo tetap bisa jadi pilihan oke—asal kamu tahu dulu apa yang kamu butuhkan. Kalau kamu mementingkan desain dan kamera selfie yang kece, Vivo bisa banget jadi opsi menarik. Tapi kalau kamu peduli sama update software, performa tinggi, dan fitur kaya seperti NFC, mungkin kamu harus pertimbangkan brand lain juga.
Yang penting, jangan cuma tergiur iklan. Kenali dulu kelemahan Vivo seperti yang udah dijelasin di atas supaya kamu nggak menyesal setelah beli.